by: Rahmada Yanti
(13708)
Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan
wilayah yang masih menjunjung tinggi kebudayaan, yang bertujuan untuk melindungi mengembangkan dan memperkuat karakter sebagai identitas Yogyakarta. Salah satu
kebudayaan yang sangat istimewa di Yogyakarta yaitu penerapan sawah sujan. Sawah
surjan merupakan modifikasi dari lingkungan yang diciptakan bisa memanfaatkan
lahan pasang surut, yang cara penanamannya mirip dengan alur baju surjan yang
secara umum memiliki makna surjan yaitu meninggikan dengan mengali atau
mengerut tanah di sekitarnya, bagian lahan yang di gali di sebut tembokan
(raise beds) sedangkan tanah yang di gali di sebut tabukan atau lendokan
(sunkens beds). Aplikasi system surjan ini biasanya pada lahan sawah, yang
dinamakan sawah surjan. Pada tembokan biasanya di tanami tanaman palawija
seperti jagung, kedelai, kacang-kacangan, dan umbi-umbian Sistem pertanian ini merupakan teknik cocok tanam
turun-temurun dan Kabupaten Kulonprogo.
Menurud
BPS Yogyakarta, 2011 sekitar 67% warga
Kulonprogo yang berprofesi sebagai petani yang memanfaatkan sawah
surjan. Keuntungan dari sawah surjan yaitu dapat mengatasi pasang surut,
mengasi gagal panen karena ada tanaman cadangan yang di tanam di tembokan, serta
mengatasi penyarangan hama secara besar besaran katena hama antara lendokan dan
tembokan berbeda, hal ini memungkinkan hama tidak berkembang melampaui batas di
samping itu juga menjaga keseimbangan ekosistem. Dalam menjaga keberangaman sistem
pertanian surjan memiliki ketangguhan tinggi untuk mengatasi kualitas lahan
yang marginal dengan iklim ekstrim. Bila mengacu pada kondisi tersebut, maka
perlindungan dan pelestarian kearifan lokal pada system pertanian surjan perlu
diakomodasi dengan pelibatan pemangku kepentingan (stakeholder) dalam skala
yang lebih besar.
Dalam mewujudkan hal ini tentu telah
mendapatkan dukungan dari pihal pemerintahan, sebagai mana yang di rilis dalam
berita kedaulatan pangan online. Yaitu Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo
SpOG(K) bersama Kadinas Pertanian DIY Ir Sasongko dan Kadinas Pertanian dan
Kehutanan Kulonprogo Ir Bambang Tri Budi Harsono melakukan tanam padi ‘sistem
surjan’ di lahan Kelompok Tani (KT) Eko Martani Pedukuhan Jetis Desa Sogan
Kecamatan Wates, Senin (09/12/2013). Sebelum penanaman, KT Eko Martani
melakukan upacara tandur dengan membawa makanan hasil pangan dan tanaman, ini merupakan bukti nyata dukungan pemerintah dalam mengembangkan dan menjaga kebudayaan sawah surjan
sumber :
http://pemudatataruang.org/index.php/agenda/29-raperdais/82-surjan-kebudayaan-istimewa-di-tanah-istimewa
http://krjogja.com/read/196649/bupati-tanam-padi-sawah-surjan.kr
Dzakira Mumtaza (13571) kelompok 4 golongan B2
BalasHapusAnalisis nilai penyuluhan:
1. Adanya sumber ide pada artikel tersebut adalah sistem sawah surjan sebagai kebudayaan di Yogyakarta yang ingin dilestarikan sebagai kearifan lokal
2. adanya sasaran yaitu seluruh petani, namun baru diterapkan pada Kelompok Tani Eko Martani Pedukuhan Jetis Desa Sogan Kecamatan Wates.
3. adanya manfaat yaitu pengembangan dan pelestarian kebudayaan sawah surjan.
4. adanya nilai pendidikan yaitu dapat mengatasi pasang surut, mengasi gagal panen karena ada tanaman cadangan yang di tanam di tembokan, serta mengatasi penyarangan hama secara besar besaran, menjaga keseimbangan ekosistem dan mengatasi kualitas lahan yang marginal dengan iklim ekstrim.
analisis nilai berita:
1. Timelines, artikel tersebut menyampaikan ide baru mengenai pengembangan kearifan lokal, yaitu sawah surjan walaupun sawah sorjan bukan hal baru, namun pengembangannya menjadi hal baru yang menarik
2. Proximity, artikel tersebut dekat dengan petani karena membahas tentang salah satu sistem pertanian yaitu sistem surjan
3. Importance, artikel tersebut penting bagi petani karena memberitahukan hal baru mengenai adanya sistem sawah surjan dalam pengolahan lahan pertanian
4. Policy, artikel tersebut selaras dengan kebijakan karena pengembangan sistem surjan didukung oleh Bupati Kulonprogo dan Kadinas Pertanian, serta turut sertanya kelompok tani dalam program pengembangan sistem sawah surjan
5. Consequence, artikel ini berdampak positif bagi kebudayaan daerah Yogyakarta, yaitu sistem sawah surjan yang akan dikembangkan serta memberikan pengetahuan baru bagi petani
6. Development, dalam artikel tersebut diinformasikan bahwa bupati dan kadinas setempat sudah melakukan pengembangan kebudayaan sistem sawah surjan dengan melaksanakan program tanam padi sistem surjan di Kelompok Tani Eko Martani
7. Human interest, dalam artikel tersebut menyampaikan tentang kebudayaan sistem sawah surjan yang menarik perhatian pembaca baik dari kalangan petani maupun masyarakat biasa karena dilakukan pengembangan terhadap kearifan lokal tersebut.